Blog Of Anesa SP

Welcome to my blog yang masih sekadarnya ini. Harap maklum saja yaa and enjoy it.

Kamis, 13 Juni 2013

Gempa 6,5 SR Tasikmalaya Juga Terasa Sampai Jakarta

Gempa 6,5 SR Tasikmalaya Juga Terasa Sampai Jakarta

Gempa yang terjadi di Tasikmalaya, 13 Juni 2013 semalam ternyata juga dirasakan oleh warga sekitar Jakarta terutama yang berada di gedung-gedung tinggi. Alhamdulillah gempa berkekuatan 6,5 SR tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Semoga tidak ada korban jiwa dalam bencana tersebut. Maaf baru itu saja info yang bisa saya bagi untuk teman-teman.

Selasa, 27 Desember 2011

Aku dan Yang Teristimewa


Meski tak sekokoh iman Asiyah
Meski tak setegar sabar Maryam
Meski tak sekaya hati Khadijah
Meski tak secantik putri Fatimah

Aku akan mencoba...
Belajar...
Dari keshalehan mereka
Ikhtiar...
Merapikan diri yang kian berantakan

Mereka wanita teristimewa
Di seantero semesta ini, bahkan di akhirat kelak
Dan itu nyata dalam sabda Rasul
Yang kuingin bisa seperti mereka

Namun aku begitu hina
Sekadar khayalpun tak pantas rasanya bersanding dengan mereka
Aku hanyalah seonggok daging yang menjijikkan
Sedang mereka adalah bongkahan-bongkahan permata berharga
Yang amat menawan dimataMu

Aku begitu rendah
Sedang mereka begitu tinggi derajat kemuliaannya
Karena memang merekalah
Yang teristimewa

Sejatinya Muslimah shalehah
Dengan balutan hijab yang melindungi harga diri dan kehormatannya
Tak hanya sebatas penghias mahkota di kepala
Tapi juga menambah anggun akhlaknya

Berbeda dengan diri yang sangat kotor ini
Aku ingin mencontohnya
Ingin sekali memiliki Din secara kaffah
Layaknya empat wanita teristimewa itu
Bimbing aku, Robbi...

Mereka wanita berhijab
Dan sungguh-sungguh berhijab
Sedang aku?
Mengenakan pakaian kehormatan
Tapi tak terhormat

Telanjang!
Ya, bisa dikata demikian
Berkerudung namun hati tercemar dosa
Hijab terulur kedada namun akhlak tak tentu arah
Tak menuju ke arahMu
Tak teguh berpijak di jalanMu

Masih pantaskah aku mengenakan ini?
Kain lebar bernama kerudung yang melekat di kepala
Masihkah layak aku menyandang gelar Muslimah?
Wahai Dzat Yang Maha Mulia, perkenankan doaku

Ampuni segala dosaku
Tetes air mata ini takkan mampu melunturkan dosaku
Meski aku bersimpuh
persembahan khusus untuk diri ini
Kecuali atas kuasaMu, Yaa Rahman...

Terkadang aku merasa memiliki dua sisi
Saat ku di sini aku begini
Saat ku di situ aku begitu
Dan seharusnya memang aku begitu
Beraqidah dan berakhlak seperti mereka

Aku rindu sosok itu
Yang teristimewa...
Asiyah, Maryam, Khadijah, dan Fatimah
Kalian inspirasiku tuk tetap pertahankan hijab ini
Jadikan aku seorang khusnul khotimah, Ya Illahi...
Maha Daya Engkau, satu-satunya Rabbku

Kamis, 18 November 2010

Kiamat Sudah Dekat

Hari kiamat semakin dekat dan kedatangannya tidak terelakkan lagi. Sejak lima belas abad yang lalu Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam telah memperingatkan akan dekatnya kiamat. Bahkan beliau mengatakan bahwa beliau diutus bersamaan dengan masa hari kiamat, seperti disebutkan dalam sebuah hadits:
"Aku diutus bersamaan dengan hari kiamat seperti dua ini (maksudnya sangat dekat). Abu Dawud mengisyaratkan jari telunjuk & jari tengah, ia tak melebihkan salah satunya atas yang lain." (HR Tirmidzi 2140).

Dunia telah tua dan semakin mendekati kehancurannya. Tanda-tanda yang mengindikasikan hal tersebut semakin hari semakin jelas dan bertambah. Satu demi satu dari sekian tanda-tanda hari Kiamat Kecil (As-Saa’atush Shughraa) yang telah dijelaskan oleh Rasulullah shallalahu 'alaihi wassalam dalam banyak haditsnya telah banyak pula terjadi. Hingga pada akhirnya kelak tibalah masa tanda-tanda Hari Kiamat Besar (As-Saa’atul Kubraa’) dengan diawali munculnya Imam al-Mahdi, disusul munculnya Dajjal, lalu turunnya Nabi Isa Alaihissalam dari atas langit di menara putih Damaskus. Kemudian satu demi satu dari tanda-tanda besar lainnya bermunculan, hingga diakhiri dengan munculnya api dari Yaman yang menggiring manusia menuju Syam. Setelah itu Kiamat yang sangat mengerikan terjadi. Wallahu'alam. Maha Suci Allah dan Maha Besar Engkau yang telah menghendaki itu semua akan terjadi.

Itulah kiamat, fenomena Maha Dahsyat yang Allah ciptakan untuk bahan renungan kita, tidak hanya anda, dia, mereka tapi juga saya sendiri. Tak sebatas sebagai bahan renungan atau pembelajaran saja, kiamat diciptakan oleh Allah sebagai masa transisi atau peralihan dari alam dunia ke alam akhirat, dari kehidupan fana ke kehidupan yang kekal abadi di mana manusia akan hidup selamanya di surga ataupun di neraka. Di mana surga adalah tempat kembali bagi orang-orang beriman, tentunya kepada Allah subhanahu wata'ala dan ajaran agama Islam yang haq (benar). Sedangkan neraka adalah tempat kembali bagi orang-orang yang ingkar kepada Allah subhanahu wata'ala dan ajaranNya.

Di atas baru sebagian kecil saja tanda-tanda kiamat yang disebutkan tapi semoga yang sedikit itu bisa menjadi bahan introspeksi untuk diri yang tak luput dari segala khilaf dan dosa, khususnya untuk saya pribadi.

Bagaimana akhlak kita?
Sudah benar dan sesuaikah sholat kita dengan tuntunan Rasulullah?
Berbaktikah kita kepada orang tua kita? seberapa berbaktinya?
Sudahkah sholat 5 waktu tepat waktu? atau malah sering telat waktu?
Sudahkah mentadaburi ayat-ayat Allah dengan Qur'anNya?
dan masih banyak lagi pertanyaan untuk kita jawab sendiri

Sudah siapkah kita menghadapi hari kiamat?
Persiapan apa? Bekal apa yang kita punya untuk menghadapi hari yang Maha Dahsyat itu?

Jumat, 12 November 2010

“Belajar Fisika Secara Islami”

“Belajar Fisika Secara Islami”
Mempelajari Ilmu Fisika secara Islami harus dimulai “mengislamkan fikiran” fisikawan itu sendiri. Baca CAP Adian Husaini ke-293

Oleh: Dr. Adian Husaini*

JURNAL Islamia-Republika, Kamis (19/8/2010) mengangkat tema menarik tentang “Bagaimana Belajar Ilmu Fisika Secara Islami”.  Sebagian orang menduga bahwa  ilmu alam bersifat netral agama. Siapa saja belajar fisika, beragama apa pun dia, hasilnya tetap sama. Listrik akan tetap menyala, ketika saklar dipencet. Siapa pun yang memencet, apakah dia muslim atau kafir, hasilnya tetap sama saja. Jadi, wajar jika ada yang bertanya, apa ada cara belajar Ilmu Fisika yang Islami?

Pertanyaan itulah yang dijawab Usep Muhamamd Ishad, kandidat Doktor Ilmu Fisika di ITB Bandung, yang juga peneliti INSISTS.

Dalam artikelnya, Usep menguraikan, bahwa yang sebenarnya perlu diislamkan saat belajar Ilmu Fisika adalah pikiran pelajar, mahasiswa, atau peneliti saat menghadapi fenomena alam.

Seorang Muslim melihat alam semesta ini sebagai “ayat-ayat Allah”, karena itu saat mengamati dan meneliti fenomena alam, mereka bukan saja berusaha mendapatkan temuan-temuan baru di bidang sains, tetapi juga meyakini bahwa di balik alam semesta yang begitu teratur ini ada Yang Maha Pencipta (Al-Khaliq).

Dalam Islam, tujuan utama dari setiap pendidikan dan ilmu adalah tercapainya ma’rifatullah (mengenal Allah, Sang Pencipta), serta lahirnya manusia beradab, yakni manusia yang mampu mengenal segala sesuatu sesuai dengan harkat dan martabat yang ditentukan Allah.

“Tak terkecuali saat seorang Muslim mempelajari Ilmu Fisika. Ia tak hanya bertujuan semata-mata untuk menghasilkan terobosan-terobosan sains atau temuan-temuan ilmiah baru; bukan pula menghasilkan tumpukan jurnal-jurnal ilmiah semata-mata atau gelimang harta kekayaan saja. Tapi, lebih dari itu, seorang Muslim melihat alam semesta sebagai ayat-ayat Alllah.

“Ayat” adalah tanda.Tanda untuk menuntun kepada yang ditandai, yakni wujudnya al-Khaliq. Allah menurunkan ayat-ayat-Nya kepada manusia dalam dua bentuk, yaitu ayat tanziliyah (wahyu yang verbal, seperti al-Quran) dan ayat-ayat kauniyah, yakni alam semesta. Bahkan, dalam tubuh manusia itu sendiri, terdapat ayat-ayat Allah,” tulis Usep yang pernah meraih juara I dalam lomba penulisan buku Fisika untuk SLTA yang diselenggarakan oleh Departemen Agama.

Tujuan belajar untuk sampai pada ‘ma’rifatullah’ memang sangat ditekankan, sebab Allah memberikan peringatan keras kepada orang-orang yang tidak mampu menggunakan potensi inderawi dan akalnya untuk mengenal Sang Pencipta. Mereka disebut sebagai calon penghuni neraka jahannam dan disejajarkan kedudukannya dengan binatang ternak, bahkan lebih hina lagi (QS 7:179).

Cobalah perhatikan sifat-sifat binatang ternak. Manusia yang pandai, tetapi tidak dapat mengenal Tuhannya, akhirnya disamakan sifat-sifatnya dengan binatang! Mengapa? Sebab, pada hakekatnya, jika manusia tidak mengenal Tuhan, maka perilakunya akan sama dengan binatang. Mereka hanya akan menuruti syahwat demi syahwat dalam kehidupannya. Lihatlah,  binatang ternak, ia bekerja secara profesional sesuai bidangnya masing-masing. Dengan itu, ia mendapat imbalan untuk menuruti syahwat-syahwatnya. Makan kenyang, bersenang-senang, istirahat, lalu mati.

“Dan orang-orang kafir itu bersenang-senang dan makan-makan (di dunia) seperti layaknya binatang-binatang. Dan neraka adalah tempat tinggal mereka.”
(QS 47:12).

****

Jadi, menurut pakar Fisika dari ITB ini, mempelajari Ilmu Fisika secara Islami harus dimulai dari mengislamkan fikiran si fisikawan itu sendiri. Cara pandangnya terhadap alam harus “diislamkan”. Ia tidak boleh memandang alam semesta ini sebagai objek yang netral dan bebas dari unsur-unsur ketuhanan. Sebab, alam semesta ini adalah makhluk Allah, sehingga tidak dapat diperlakukan semena-mena. Inilah yang dalam bahasa ilmiah, si fisikawan harus mempunyai worldview (pandangan alam) yang Islami.

Jadi alam semesta ini tidak dipelajari semata-mata karena alam itu sendiri, namun alam diteliti karena ia menunjukkan pada sesuatu yang dituju yaitu mengenal Pencipta alam tersebut. Sebab alam adalah “ayat” (tanda).

Fisikawan yang mempelajari alam lalu berhenti pada fakta-fakta dan data-data  ilmiah, tak ubahnya seperti pengendara yang memperhatikan petunjuk jalan, lalu ia hanya memperhatikan detail-detail tulisan dan warna rambu-rambu itu. Ia lupa bahwa rambu-rambu itu sedang menunjukkannya pada sesuatu.

Ketercerabutan “makna” dan peran alam sebagai “ayat”, sesungguhnya merupakan dampak dari sekularisme sebagaimana disebutkan Prof. Syed Muhammad Naquib Al-Attas dalam karya besarnya,  Islam and Secularism. Sekularisme telah menyebabkan dicabutnya kesakralan alam dan hilangnya pesona dari alam tabii (disenchantment of nature). Akibatnya alam tak lebih dari sekedar objek, tak punya makna dan tak ada nilai spiritual.

*****

Para fisikawan Muslim – dan juga ilmuwan Muslim lainnya – wajib memiliki adab terhadap alam. Adab terhadap alam lahir dari pandangan-alam Islam (Islamic worldview). Dengannya,  seorang saintis akan memperlakukan dan memanfaatkan alam dengan adab yang benar. Lalu lahirlah konsep sikap ramah lingkungan yang Islami, yang didasarkan bukan semata-mata karena alasan keterbatasan sumber daya alam, namun kesadaran bahwa alam ini bukanlah milik manusia, namun ia adalah amanah dan sekaligus juga ayat-ayat Allah. Hanya dengan pandangan-alam seperti inilah, akan lahir manusia beradab dan berakhlak, seperti yang dicita-citakan dalam tujuan pendidikan kita saat ini.

Prof. Naquib al-Attas mengingatkan, hilangnya adab terhadap alam – sebagai ayat-ayat Allah – inilah yang telah menyebabkan kerusakan besar di alam semesta. Belum pernah terjadi dalam sejarah manusia, alam mengalami kerusakan seperti saat ini, di mana ilmu pengetahuan sekuler merajai dunia ilmu pengetahuan. Akar kerusakan ini adalah ilmu pengetahuan (knowledge)  yang disebarkan Barat, yang telah kehilangan tujuan yang benar.

Ilmu yang salah itulah yang menimbulkan kekacauan (chaos) dalam kehidupan manusia, ketimbang membawa perdamaian dan keadilan; ilmu yang seolah-olah benar, padahal memproduksi kekacauan dan skeptisisme (confusion and scepticism). Bahkan ilmu pengetahuan sekuler ini untuk pertama kali dalam sejarah telah membawa kepada kekacauan dalam ‘the Three Kingdom of Nature’ yaitu dunia binatang, tumbuhan, dan mineral.

Menurut al-Attas, dalam peradaban Barat, kebenaran fundamental dari agama dipandang sekedar teoritis. Kebenaran absolut dinegasikan dan nilai-nilai relatif diterima. Tidak ada satu kepastian. Konsekuensinya, adalah penegasian Tuhan dan Akhirat dan menempatkan manusia sebagai satu-satunya yang berhak mengatur dunia. Manusia akhirnya dituhankan dan Tuhan pun dimanusiakan. (Man is deified and Deity humanised).  (Lihat, Jennifer  M. Webb (ed.), Powerful Ideas: Perspectives on the Good Society,  (Victoria, The Cranlana Program, 2002), 2:231-240).

Sebagai salah satu bidang ilmu pengetahuan yang mengalami perkembangan sangat pesat, Ilmu Fisika terbukti telah membawa banyak manfaat bagi umat manusia. Wajib sebagian kaum Muslim menguasai ilmu ini. Tetapi, cara pandang dan cara belajar seorang Muslim akan berbeda dengan yang lain. Sebab, bagi Muslim, alam semesta adalah ayat-ayat Allah, yang dipelajari – bukan sekedar untuk mengungkap temuan-temuan baru – tetapi juga untuk mengenal Sang Pancipta.

Demikian rangkuman pemikiran dari Usep Muhamamd Ishaq, pakar Fisika dari ITB, yang sedang berjuang bersama teman-temannya untuk membudayakan bagaimana cara belajar Ilmu Fisika secara islami.

***

Artikel menarik lain yang terbit di Jurnal Islamia-Republika edisi tersebut ditulis oleh John Adler, yang juga kandidat Doktor Ilmu Fisika dari ITB.  Dalam artiikelnya yang berjudul Fisikawan Muslim Mengukir Sejarah, John Adler menguraikan riwayat singkat dan prestasi besar sejumlah Fisikawan Muslim yang sangat besar peranannya dalam pengembangan ilmu Fisika. Bahkan, mereka menjadi sumber inspirasi dan ilmu bagi sejumlah ilmuwan Barat.

Sejarah membuktikan, kontribusi Ilmuwan Muslim dalam bidang Fisika sangatlah besar. Kaya-karya ilmuwan Muslim dalam bidang Fisika, baik yang klasik maupun modern, bisa dikatakan sangat melimpah. Cobalah renungkan, apa yang ada di benak Anda ketika mengenal "kamera"?

Banyak pelajar Muslim yang mungkin tak kenal sama sekali, bahwa perkembangan teknologi kamera tak bisa dilepaskan dari jasa seorang ahli fisika eksperimentalis pada abad ke-11, yaitu  Ibn al-Haytham. Ia adalah seorang pakar optic, pencetus metode eksperimen. Bukunya tentang teori optic, al-Manazir, khususnya dalam teori pembiasan, diadopsi oleh Snell dalam bentuk yang lebih matematis.

Tak tertutup kemungkinan, teori Newton juga dipengaruhi oleh al-Haytham, sebab pada Abad Pertengahan Eropa, teori optiknya sudah sangat dikenal. Karyanya banyak dikutip ilmuwan Eropa. Selama abad ke-16 sampai 17, Isaac Newton dan Galileo Galilei, menggabungkan teori al-Haytham dengan temuan mereka. Juga teori konvergensi cahaya tentang cahaya putih terdiri dari beragam warna cahaya yang ditemukan oleh Newton,  juga telah diungkap oleh al-Haytham abad ke-11 dan muridnya Kamal ad-Din abad ke-14.

Al-Haytham dikenal juga sebagai pembuat perangkat yang disebut sebagai Camera Obscura atau “pinhole camera”. Kata "kamera" sendiri, konon berasal dari kata "qamara", yang bermakna "yang diterangi". Kamera al-Haytham memang berbentuk bilik gelam yang diterangi berkas cahaya dari lubang di salah satu sisinya.

Dalam alat optik, ilmuwanInggris, Roger Bacon (1292) menyederhanakan bentuk hasil kerja al-Haytham, tentang kegunaan lensa kaca untuk membantu penglihatan, dan pada waktu bersamaan kacamata dibuat dan digunakan di Cina dan Eropa.

Faktanya, Ibn Firnas dari Spanyol sudah membuat kacamata dan menjualnya keseluruh Spanyol pada abad ke-9. Christoper Colombus ternyata menggunakan kompas yang dibuat oleh para ilmuwan Muslim Spanyol sebagai penunjuk arah saat menemukan benua Amerika.

Fisikawan lain,  Abdurrahman Al-Khazini, saintis kelahiran Bizantium atau Yunani ini adalah seorang penemu jam air sebagai alat pengukur waktu.

Para sejarawan sains telah menempatkan al-Khazini dalam posisi yang sangat terhormat. Ia merupakan saintis Muslim serba bisa yang menguasai astronomi, fisika, biologi, kimia, matematika dan filsafat. Sederet buah pikir yang dicetuskannya tetap abadi sepanjang zaman. Al-Khazini juga seorang ilmuwan yang telah mencetuskan beragam teori penting dalam sains.  Ia hidup di masa Dinasti Seljuk Turki. Melalui karyanya, Kitab Mizan al-Hikmah, yang ditulis pada tahun 1121-1122 M, ia menjelaskan perbedaan antara gaya, massa, dan berat, serta menunjukkan bahwa berat udara berkurang menurut ketinggian.

Meski kepandaiannya sangat dikagumi dan berpengaruh, al-Khazini tak silau dengan kekayaan.  Zaimeche menyebutkan al-Khazini menolak dan mengembalikan hadiah 1.000 keping emas (dinar) dari seorang istri  Emir Seljuk. Ia hanya merasa cukup dengan uang 3 dinar dalam setahun. Salah satu ilmuwan Barat yang banyak terpengaruh adalah Gregory Choniades, astronom Yunani yang meninggal pada abad ke-13. Demikianlah fakta sejarah tentang prestasi para ilmuwan Muslim yang dipaparkan oleh John Adler.

Begitu besar peranan mereka  dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Sayang sekali, fakta semacam ini, masih jarang diajarkan di sekolah-sekolah di Indonesia. [Depok, Agustus 2010/hidayatullah.com]

Tujuh Kiat Tinggalkan Maksiat

Tujuh Kiat Tinggalkan Maksiat

Selasa, 14 September 2010

Peran Intelektual dan Rasa Memiliki Masyarakat Terhadap Lingkungan

Selasa, 24 Maret 2009

Oleh: Solihul Hadi
Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan”
Universitas Kuningan”
Kerusakan dan penurunan daya dukung penyangga kehidupan dan lingkungan akibat aktifitas manusia yang semakin meningkat adalah salah satu dampak dari kemajuan teknologi yang di agung-agungkan manusia sebagai zaman modern, zaman kemajuan dan sebagai puncak kejayaan manusia. Selain terjadi penurunan dan kerusakan sistem penyangga kehidupan, telah terjadi pula penurunan kesadaran manusia untuk menjaga, memperbaiki dan peduli pada alam itu sendiri.
Degradasi yang terjadi diatas, diperparah oleh tidak berkembangnya daya berpikir manusia dalam memajukan kualitas keseimbangan alam yang semestinya. Ini di karenakan kuantitas orang-orang yang peduli pada alam tersebut sangatlah sedikit, sedangkan yang ada belum mampu meningkatkan kualitas intelektualnya.
Organisasi pecinta dan pemerhati alam menjadi satu media oleh para generasi muda untuk menciptakan struktur sederhana kemasyarakatan dan aktifitas yang ramah terhadap lingkungan. Sebagai totalitas peranan yang dimiliki oleh organisasi, untuk masalah internal tidak cukup hanya berupaya mengembangkan pembinaan fisik dan mental saja. Namun pembinaan karakter dan kepribadian harus lebih di perhatikan untuk kemajuan perilaku dan tindakannya.
Organisasi pecinta alam yang semestinya bereksistensi dalam penyelamatan lingkungan, pada saat ini masih terbatas pada usaha-usaha yang tidak berpengaruh besar terhadap sistem yang sudah ada. Masalah tersebut hanya terbatas pada sosialisasi, aspirasi dan pengembangan diri yang lebih di fokuskan pada pengelolaan masalah internal organisasi tersebut. Ini karena kurangnya pengembangan dari usaha intelektual sebagai penerapan dasar pemikiran ilmiah dalam tindakan dan usahanya. Dapat dilihat saat semakin kuat aksi kampanye menyerukan teriakan alam, maka semakin kuat pula keinginan para perusak alam untuk menguasai dan menghancurkan alam. Juga saat aksi mereka menjadi sebuah gelitik kuping para pemimpin negara.
Sangatlah disayangkan jikalau organisasi pecinta dan pemerhati alam dalam aktivitas keorganisasiannya hanya menitikberatkan pada kegiatan menikmati alam. Namun bukan berarti pula bahwa para pecinta alam dalam menikmati alam ini memiliki kesan negatif. Tetapi dengan menikmati berarti pula memupuk kesadaran dan kepribadian bahwa keindahan alam ini adalah anugerah dari Sang Kholik yang tentunya harus kita lindungi dan jaga kesinambungannya.
Sesuai dengan fungsi dan tujuan berorganisasi yang berarti menyatukan visi dan misi setiap individu dalam satu konsep dasar pemikiran, organisasi pecinta dan pemerhati alam seharusnya mampu menciptakan aktifitas yang dinamis, aktif, kereatif dan konsisten dalam mengamalkan tujuan, etika, nilai dan kode etik keorganisasian. Tentunya sebagai identitas diri mengusahakan kondisi alam yang berkesinambungan atau lebih populer disebut ’mengusahakan kelestarian alam’. Selain itu kinerja kerjanya mampu secara kreatif memberikan kontribusi dalam bentuk tindakan, sumberdaya ide dan pemikiran serta kaderisasi, baik untuk masyarakat, pemerintah, negara, dunia ataupun untuk alam itu sendiri.
Hal diatas pastinya belum lengkap dan sempurna jika tidak ada pembentukan karakter dan kepribadian setiap kader yang bisa dijadikan suri tauladan bagi masyarakat. Tidak dilupakan juga proses-proses pembentukan karakter kepribadian dan pemikiran haruslah berlandaskan pada intelektualitas serta berpikir ilmiah dalam setiap tindakannya.
Jika sudah terlaksana dengan baik, bukan tidak mungkin organisasi pecinta dan pemerhati alam mampu menjadi pioner masyarakat yang mencintai sekaligus peduli pada kelestarian alam. Juga mampu menjadi inspirasi bagi pemerintah untuk memberikan solusi demi memajukan kualitas hidup masyarakatnya, mampu menjadikan diri peribadi sebagai insan yang berguna dalam eksistensinya pada alam dan mampu membentuk pola berpikir bahwa manusia bagian dari alam yang memberikan manusia tersebut kehidupan. Oleh sebab itu pembangunan intelektual sangat diperlukan, karena organisasi pecinta alam sebagai rimbawan adalah generasi yang akan memimpin masyarakat di masa depan nanti. (04/06/2008)

Editor By Anesa SP

Selasa, 07 September 2010

Ramadhan Berakhir, Sedihpun Tiba

Sebentar lagi aku akan meninggalkan Ramadhan, bulan yang penuh hikmah dan barokah ini. Tidak lama lagi, hanya tinggal beberapa hari lagi. Tapi mengapa aku tak merasakan sedih ? Ingin rasanya aku menitikkan air mata, walau setetes saja. Namun masih saja ku tak bisa menangis untukMu. Mengapa ???
Ya Allah........ mengapa aku tak bisa merasakan sedih seperti halnya Khodijah, Aisyah, Fatimah, dan wanita shalehah lainnya yang sedih karena Ramadhan akan berakhir ? Sudahkah hati ini beku dan tidak akan bisa mencair ? Sehingga rindu tak terasa di hati ini, hingga akupun tak bisa menagisi Ramadhan yang penuh kemuliaan ini.
Mengapa begitu mudahnya menangisi segala hal tentang duniawi, sedangkan untuk Yang menghidupkan dunia ini, sangat sulit aku menangisiNya ?
Yaa Rabb hamba, pencipta nyawa ini, aku merindukanMu dan rasulMu, Muhammad shalallahu'alaihi wasallam. Engkau Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, tolong hamba, izinkan hamba menangis karenaMu.
Yaa Illahi begitu banyak dosa dan maksiat yang aku buat, namun tak ku sadari itu. Allah, tak pandai aku bersyukur atas apa yang telah Kau beri. Ampuniku Yaa Kholik.
Wahai Dzat yang selalu terjaga. Tak pernah lalai dalam menjaga setiap yang dikehendakiMu. Termasuk hamba-hamba yang Kau curahkan kasih sayang, tidak untuk hamba-hamba yang dimurkai.
Rabbi..... aku mencintaiMu dan kekasihMu, rasul umat akhir zaman. Dekatkan diri ini pada cintaMu dan bimbinglah untuk menuju jalan yang Kau ridhoi. Teguhkan tiang keimanan yang tertancap dalam jiwa yang rapuh ini. Berharap rasa ini bisa Kau terima.